KEMISKINAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Merupakan suatu
kondisi ketidakmampuan secara ekonomi untuk memenuhi standar hidup rata-rata
masyarakat di suatu daerah. Kondisi ketidakmampuan ini ditandai dengan
rendahnya kemampuan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok baik berupa
pangan, sandang, maupun papan. Kemampuan pendapatan yang rendah ini juga akan
berdampak berkurangnya kemampuan untuk memenuhi standar hidup rata-rata seperti
standar kesehatan masyarakat dan standar pendidikan.
๐บ๐ป FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK MISKIN
๐น๐ด๐ธ Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita
Pada prinsipnya,
PDRB per kapita merupakan konsep dari pendapatan per kapita yang
diimplementasikan penjelasannya pada lingkup regional/daerah. Besarnya
pendapatan per kapita di suatu daerah mencerminkan aspek pemerataan pendapatan
dengan menggunakan besarnya nilai rata-rata keseluruhan pendapatan rumah tangga
dalam perekonomian daerah. Pendapatan per kapita menggambarkan kemampuan
rata-rata pendapatan masyarakat di suatu daerah. Konsep pendapatan per kapita
seperti ini dianggap masih relevan untuk menerangkan terbentuknya jumlah
penduduk miskin di daerah tersebut. Apabila pendapatan per kapita meningkat,
maka kemampuan rata-rata pendapatan masyarakat di suatu daerah akan semakin
meningkat. Ini berarti kemampuan pendapatan dalam memenuhi kebutuhan pokok di
daerah tersebut juga akan semakin meningkat. Jika kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan pokok meningkat, maka jumlah penduduk miskin di daerah tersebut akan
berkurang. Sebaliknya, apabila pendapatan per kapita di daerah
berkurang/menurun, maka akan menurun pula kemampuan pendapatan rata-rata
masyarakat di daerah tersebut. Jika kemampuan pendapatan untuk memenuhi
kebutuhan pokok menurun, maka jumlah penduduk miskin di daerah tersebut akan
meningkat. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka PDRB per kapita berpengaruh
negatif terhadap jumlah penduduk miskin.
๐น๐ด๐ธ Pengeluaran Pemerintah Untuk Pembangunan
Pengeluaran
pemerintah untuk pembangunan merupakan faktor penentu jumlah penduduk miskin
yang berasal dari sisi pendekatan anggaran pemerintah (Saleh, 2002).
Pengeluaran tersebut meliputi keseluruhan pengeluaran untuk program
pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan penduduk di
suatu daerah. Semakin tinggi pengeluaran pemerintah untuk pembangunan, maka
akan semakin tinggi pula taraf kesejahteraan yang dapat dicapai atau diperoleh
penduduk di suatu daerah.
๐น๐ด๐ธ Angka Melek Huruf (AMH)
Salah satu
indikator kesejahteraan di bidang pendidikan adalah indikator jumlah penduduk
yang dinyatakan melek huruf. Indikator ini mencerminkan kemampuan penduduk di
suatu daerah untuk mengakses fasilitas, layanan pemerintahan, dan sarana
lainnya yang membutuhkan kemampuan untuk bisa membaca dan menulis, termasuk di
antaranya adalah persyaratan dalam mencari kerja (Suryawati, 2004). Semakin
tinggi jumlah penduduk yang melek huruf, maka akan semakin tinggi pula
kemampuan masyarakat untuk mengakses fasilitas maupun sarana untuk dapat
meningkatkan taraf kesejahteraannya.
๐น๐ด๐ธ Jumlah Penduduk Yang Tidak Mendapatkan Akses Air Bersih (RPA)
Air bersih atau
air minum merupakan salah satu sarana publik yang cukup vital, sehubungan
dengan manfaatnya untuk memenuhi kebutuhan dasar, baik individu maupun keluarga
(Harahap, 2006). Akses terhadap air bersih atau air minum akan menentukan
kemampuan penduduk untuk mencukupi kebutuhan pokoknya yang terdiri atas
kebutuhan atas makanan dan minuman, serta kebutuhan lain yang berhubungan
dengan peningkatan kesejahteraan. Semakin tinggi jumlah penduduk yang tidak
mendapatkan akses atas air bersih, maka akan semkin tinggi pula jumlah penduduk
miskin di daerah tersebut.
๐น๐ด๐ธ Jumlah Penduduk Yang Tidak Mendapatkan Akses Fasilitas
Kesehatan
Fasilitas kesehatan merupakan salah satu fasilitas publik yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan (Saleh, 2002). Fasilitas kesehatan
sekarang ini tidak hanya berfungsi untuk memberikan layanan kesehatan, akan
tetapi berperan pula untuk memberikan perbaikan gizi keluarga. Layanan
kesehatan akan memberikan pencegahan dan pengobatan atas penyakit atau gangguan
medis, sehingga akan mampu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Semakin
tinggi jumlah penduduk yang tidak mendapatkan akses fasilitas kesehatan, maka
akan semakin tinggi resiko penularan penyakit dari hal tersebut akan berdampak
buruk untuk kedepannya seperti sulitnya mencari pekerjaan dikarenakan
terkendala oleh suatu penyakit.
๐บ๐ป INDONESIA DAN INDIKATOR KEMISKINAN ABSOLUT
Indonesia merupakan negara berkembang yang menggunakan indikator
kemiskinan absolut sebagai indikator garis kemiskinan resmi, bentuk kemiskinan
absolut ini paling banyak dipakai sebagai konsep untuk menentukan atau
mendefinisikan kriteria seseorang atau sekelompok orang yang disebut
miskin. Tetapi pada dasarnya indikator ini, tidak bersifat dinamis dan perolehan data
tidak tergantung di mana seseorang tinggal. Garis kemiskinan resmi ini tidak mampu menangkap adanya persepsi
masyarakat yang berbeda tentang arti miskin. Arti miskin bagi masyarakat lebih
banyak didefinisikan sebagai suatu fenomena multi dimensi. Tidak saja dalam
arti nilai pengeluaran per kapita per bulan per tahun, tetapi meliputi dimensi
lain yaitu tidak adanya kesempatan kerja, rendahnya kapabilitas, adanya
ketidak-amanan dan ketidakberdayaan (World Development Report, 2000). Dalam hal ini maka tidak lagi menggunakan pengukuran kemiskinan
absolut yang selama ini dipakai, melainkan pada garis kemiskinan relatif. Garis kemiskinan relatif yang dimaksud yakni pengukuran kemiskinan
dengan menggunakan benchmark besarnya rata-rata pendapatan atau pengeluaran
masyarakat tempat seseorang tersebut tinggal. Penggunaan garis kemiskinan
relatif sebagai cara mengukur jumlah penduduk miskin lebih terukur.
Argumentasinya, karena garis kemiskinan relatif mendasarkan pengukuran jumlah
atau proporsi penduduk miskin dibandingkan tingkat pendapatan atau pengeluaran
rata-rata di mana seseorang tersebut tinggal.
Dengan demikian kompleksitas yang menyangkut dinamika nyata kemiskinan penduduk yang berbeda secara demographis dan apalagi dalam perbedaan bundle kebutuhan pangan dan nonpangan setiap orang tidak lagi dipersoalkan.
๐บ๐ป PENDUDUK DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi menurut Budiono (1999) merupakan proses kenaikan kapasitas produksi dalam suatu perekonomian secara berkesinambungan menuju ke arah yang lebih baik yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Produk Domestik Bruto) maupun pendapatan daerah (Produk Domestik Regional Bruto) dalam jangka panjang. Artinya dibutuhkan peran penting bagi jumlah penduduk yang mana penduduk sebagai faktor keberhasilan unit produksi yang menghasilkan barang dan jasa. Penduduk juga mempengaruhi cakupan pangsa pasar menjadi lebih luas, jumlah penduduk yang lebih banyak akan mendorong meningkatkan sisi permintaan. Peningkatan sisi penawaran akan mendorong pengusaha untuk meningkatkan produksinya.
Selain itu, penduduk juga merupakan pelaku inovasi (enterpreneur), dalam arti lain pelaku inovasi ini sebagai peningkatkan mutu tenaga kerja, dalam hal ini merubah pandangan masyarakat indonesia yang cenderung konsumtif menjadi produktif.
Tetapi dari jumlah penduduk yang berlimpah yaitu jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah sebanyak 237.641.326 jiwa (Data Susenas), akan terjadi kurangnya kesempatan kerja Karena padatnya lapangan pekerjaan di Indonesia khususnya di daerah perkotaan. Hal tersebut memberikan dampak kepada penduduk yang tidak mendapat kesempatan kerja dan memutuskan untuk menjadi pengangguran.
Referensi:
0 komentar :
Posting Komentar