KEMISKINAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

Minggu, 09 April 2017

KEMISKINAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI


KEMISKINAN
Merupakan suatu kondisi ketidakmampuan secara ekonomi untuk memenuhi standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah. Kondisi ketidakmampuan ini ditandai dengan rendahnya kemampuan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok baik berupa pangan, sandang, maupun papan. Kemampuan pendapatan yang rendah ini juga akan berdampak berkurangnya kemampuan untuk memenuhi standar hidup rata-rata seperti standar kesehatan masyarakat dan standar pendidikan.
๐Ÿ”บ๐Ÿ”ป FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK MISKIN 
๐Ÿ”น๐Ÿ”ด๐Ÿ”ธ Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita

Pada prinsipnya, PDRB per kapita merupakan konsep dari pendapatan per kapita yang diimplementasikan penjelasannya pada lingkup regional/daerah. Besarnya pendapatan per kapita di suatu daerah mencerminkan aspek pemerataan pendapatan dengan menggunakan besarnya nilai rata-rata keseluruhan pendapatan rumah tangga dalam perekonomian daerah. Pendapatan per kapita menggambarkan kemampuan rata-rata pendapatan masyarakat di suatu daerah. Konsep pendapatan per kapita seperti ini dianggap masih relevan untuk menerangkan terbentuknya jumlah penduduk miskin di daerah tersebut. Apabila pendapatan per kapita meningkat, maka kemampuan rata-rata pendapatan masyarakat di suatu daerah akan semakin meningkat. Ini berarti kemampuan pendapatan dalam memenuhi kebutuhan pokok di daerah tersebut juga akan semakin meningkat. Jika kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok meningkat, maka jumlah penduduk miskin di daerah tersebut akan berkurang. Sebaliknya, apabila pendapatan per kapita di daerah berkurang/menurun, maka akan menurun pula kemampuan pendapatan rata-rata masyarakat di daerah tersebut. Jika kemampuan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok menurun, maka jumlah penduduk miskin di daerah tersebut akan meningkat. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka PDRB per kapita berpengaruh negatif terhadap jumlah penduduk miskin.

๐Ÿ”น๐Ÿ”ด๐Ÿ”ธ Pengeluaran Pemerintah Untuk Pembangunan

Pengeluaran pemerintah untuk pembangunan merupakan faktor penentu jumlah penduduk miskin yang berasal dari sisi pendekatan anggaran pemerintah (Saleh, 2002). Pengeluaran tersebut meliputi keseluruhan pengeluaran untuk program pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan penduduk di suatu daerah. Semakin tinggi pengeluaran pemerintah untuk pembangunan, maka akan semakin tinggi pula taraf kesejahteraan yang dapat dicapai atau diperoleh penduduk di suatu daerah.

๐Ÿ”น๐Ÿ”ด๐Ÿ”ธ Angka Melek Huruf (AMH)

Salah satu indikator kesejahteraan di bidang pendidikan adalah indikator jumlah penduduk yang dinyatakan melek huruf. Indikator ini mencerminkan kemampuan penduduk di suatu daerah untuk mengakses fasilitas, layanan pemerintahan, dan sarana lainnya yang membutuhkan kemampuan untuk bisa membaca dan menulis, termasuk di antaranya adalah persyaratan dalam mencari kerja (Suryawati, 2004). Semakin tinggi jumlah penduduk yang melek huruf, maka akan semakin tinggi pula kemampuan masyarakat untuk mengakses fasilitas maupun sarana untuk dapat meningkatkan taraf kesejahteraannya.

๐Ÿ”น๐Ÿ”ด๐Ÿ”ธ Jumlah Penduduk Yang Tidak Mendapatkan Akses Air Bersih (RPA)

Air bersih atau air minum merupakan salah satu sarana publik yang cukup vital, sehubungan dengan manfaatnya untuk memenuhi kebutuhan dasar, baik individu maupun keluarga (Harahap, 2006). Akses terhadap air bersih atau air minum akan menentukan kemampuan penduduk untuk mencukupi kebutuhan pokoknya yang terdiri atas kebutuhan atas makanan dan minuman, serta kebutuhan lain yang berhubungan dengan peningkatan kesejahteraan. Semakin tinggi jumlah penduduk yang tidak mendapatkan akses atas air bersih, maka akan semkin tinggi pula jumlah penduduk miskin di daerah tersebut.

๐Ÿ”น๐Ÿ”ด๐Ÿ”ธ Jumlah Penduduk Yang Tidak Mendapatkan Akses Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan merupakan salah satu fasilitas publik yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan (Saleh, 2002). Fasilitas kesehatan sekarang ini tidak hanya berfungsi untuk memberikan layanan kesehatan, akan tetapi berperan pula untuk memberikan perbaikan gizi keluarga. Layanan kesehatan akan memberikan pencegahan dan pengobatan atas penyakit atau gangguan medis, sehingga akan mampu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Semakin tinggi jumlah penduduk yang tidak mendapatkan akses fasilitas kesehatan, maka akan semakin tinggi resiko penularan penyakit dari hal tersebut akan berdampak buruk untuk kedepannya seperti sulitnya mencari pekerjaan dikarenakan terkendala oleh suatu penyakit. 
๐Ÿ”บ๐Ÿ”ป INDONESIA DAN INDIKATOR KEMISKINAN ABSOLUT
Indonesia merupakan negara berkembang yang menggunakan indikator kemiskinan absolut sebagai indikator garis kemiskinan resmi, bentuk kemiskinan absolut ini paling banyak dipakai sebagai konsep untuk menentukan atau  mendefinisikan kriteria seseorang atau sekelompok orang yang disebut miskin. Tetapi pada dasarnya indikator ini, tidak bersifat dinamis dan perolehan data tidak tergantung di mana seseorang tinggal. Garis kemiskinan resmi ini tidak mampu menangkap adanya persepsi masyarakat yang berbeda tentang arti miskin. Arti miskin bagi masyarakat lebih banyak didefinisikan sebagai suatu fenomena multi dimensi. Tidak saja dalam arti nilai pengeluaran per kapita per bulan per tahun, tetapi meliputi dimensi lain yaitu tidak adanya kesempatan kerja, rendahnya kapabilitas, adanya ketidak-amanan dan ketidakberdayaan (World Development Report, 2000). Dalam hal ini maka tidak lagi menggunakan pengukuran kemiskinan absolut yang selama ini dipakai, melainkan pada garis kemiskinan relatif. Garis kemiskinan relatif yang dimaksud yakni pengukuran kemiskinan dengan menggunakan benchmark besarnya rata-rata pendapatan atau pengeluaran masyarakat tempat seseorang tersebut tinggal. Penggunaan garis kemiskinan relatif sebagai cara mengukur jumlah penduduk miskin lebih terukur. Argumentasinya, karena garis kemiskinan relatif mendasarkan pengukuran jumlah atau proporsi penduduk miskin dibandingkan tingkat pendapatan atau pengeluaran rata-rata di mana seseorang tersebut tinggal.

Dengan demikian kompleksitas yang menyangkut dinamika nyata kemiskinan penduduk yang berbeda secara demographis dan apalagi dalam perbedaan bundle kebutuhan pangan dan nonpangan setiap orang tidak lagi dipersoalkan.
๐Ÿ”บ๐Ÿ”ป PENDUDUK DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi menurut Budiono (1999) merupakan proses kenaikan kapasitas produksi dalam suatu perekonomian secara berkesinambungan menuju ke arah yang lebih baik yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Produk Domestik Bruto) maupun pendapatan daerah (Produk Domestik Regional Bruto) dalam jangka panjang. Artinya dibutuhkan peran penting bagi jumlah penduduk yang mana penduduk sebagai faktor keberhasilan unit produksi yang menghasilkan barang dan jasa. Penduduk juga mempengaruhi cakupan pangsa pasar menjadi lebih luas, jumlah penduduk  yang lebih banyak akan mendorong meningkatkan sisi permintaan. Peningkatan sisi penawaran akan mendorong pengusaha untuk meningkatkan produksinya.

Selain itu, penduduk juga merupakan pelaku inovasi (enterpreneur), dalam arti lain pelaku inovasi ini sebagai peningkatkan mutu tenaga kerja, dalam hal ini merubah pandangan masyarakat indonesia yang cenderung konsumtif menjadi produktif.
Tetapi dari jumlah penduduk yang berlimpah yaitu jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah sebanyak 237.641.326 jiwa (Data Susenas), akan terjadi kurangnya kesempatan kerja Karena padatnya lapangan pekerjaan di Indonesia khususnya di daerah perkotaan. Hal tersebut memberikan dampak kepada penduduk yang tidak mendapat kesempatan kerja dan memutuskan untuk menjadi pengangguran.



Referensi:









0 komentar :

Posting Komentar